Archive for the ‘pertumbuhan ilmu agama’ Tag

Perkembangan ilmu pengetahuan Islam pada masa Abbasiyah

3.9 Mengklasifikasi perkembangan ilmu pengetahuan Islam pada masa Abbasiyah

Lihat A. Syalabi hal: 188-197. Secara umum dapat digambarkan, keilmuan Islam yang dikenal sekarang ini mulai tumbuh pesat pada masa Daulah Abasiyah. Mengenai detail sejarah perkembangan keilmuan Islam ini dapat dipelajari lebih lanjut dalam sejarah pertumbuhan masing-masing disiplin ilmu. Disini sekedar memberikan gambaran umum perkembangannya.

a. Pertumbuhan madzab fiqih

Pertumbuhan fiqih ini juga mengikut tradisi masyarakat suatu tempat, misalnya penduduk Madinah yang relatif masih jauh pusat kota Baghdad dan penduduknya banyak menghapal hadits, maka fiqihnya bercorak ahlul hadits, sementara penduduk Iraq yang dekat dengan pusat kota kekhalifahan Abasiyah cenderung menggunakan akal pikirannya untuk menentukan fiqih Islam disamping perkembangan problem masyarakat yang sudah relatif komplek dan hadits yang ada juga tidak sebanyak di Madinah. Maka fiqih Irak bercorak ahli ra’yi. Adapun madzhab fiqih ini memberikan dasar-dasar mengenai hukum Islam.

Madzab fiqih sesungguhnya banyak, hanya saja yang berkembang dan diikuti oleh mayoritas kaum muslimin berkisar pada empat madzab fiqih berikut ini.

  1. Abu Hanifah (An Nu’man bin Tsabit al Kufi) (700–767 M), berkebangsaan Persia sebagai pedagang dan dimakamkan di Baghdad, pemikirannya dalam bidang fiqih berkembang menjadi madzab Hanafi. Muridnya yang terkenal diantaranya adalah Abu Yusuf dan Muhammad bin al Hasan.
  2. Malik ibn Anas (Malik bin Anas al Ishbahi), (710–795 M), menjadi madzab Maliki. Keluarganya berasal dari Yaman kemudian pindah ke Madinah, begitu pula imam Malik tinggal di Madinah.
  3. Muhammad asy-Syafi (Abu Abdillah bin Muhammad bin Idris Asy Syafi’i) lahir di Gaza (767–820 M), imam Syafi’i tidak bertemu dengan dengan Abu Hanifah karena tahun meninggalnya Abu Hanifah, imam Syafi’i lahir, tetapi beliau berguru kepada Muhammad murid Abu Hanifah, juga berguru kepada Imam Malik. Madzabnya disebut sebagai madzab Syafi’i.
  4. Ahmad ibn Hanbal (Abu Abdullah Ahmad bin Hanbal bin Hilal bin Asad asy Syaibani, lahir di Baghdad (780–855 M), beliau juga belajar ke imam Syafi’i. Pemikiran fiqihnya berkembannga menjadi madzhab Hanbali.

b. Pertumbuhan ilmu hadits.

Gambar komplek makam Imam Bukhari dan berita pembukaan komplek makam

http://www.samarkandtour.com/en/attractions/dostoprimechatelnosti_samarkanda/memorialnyiy_kompleks_imam_al-buhari.html

Pada masa ini para imam-imam hadits yang terkenal mengumpulkan hadits dan membukukannya

  1. Al Imam Malik (Abu Abdillah Malik ibn Anas ibn Malik Ibn Abi ‘Amir) lahir tahun 95 H wafat 179 H, kitab haditsnya dikenal sebagai al Muwatha’ atau Muwatha al Imam Malik. Termasuk kitab hadits pada abad ke-2 H. Beliau hidup pada masa daulah Umawiyah hingga daulah Abasiyah sampai pada kekhalifahan Harun Ar Rasyid (W.193 H).Selanjutnya kitab hadits berikut ini dikumpulkan pada abad ke-3 H.
  2. Ahmad bin Hanbal (Abu Abdillah Ahmad Ibn Muhammad ibn Hanbal Ibn Hilal Ibn Asad Ibn Idris. Lahir 164 H wafat 241 H. kitab haditsnya lebih dikenal dengan nama Musnad al Imam Ahmad.
  3. Ad Darimi (Abdullah bin Abdurrahman bin al Fadhl bin Bahram bin Abdush Shamad), dikenal sebagai imam Ad Darimi karena dinisbahkan kepada Darim bin Malik dari kalangan kabilah at Tamimi dari negeri Samarqand. Lahir 181 h wafat 255 H, kitabnya yang terkenal dalah hadits adalah Sunan ad Darimi.
  4. Abu Abdillah ibn Abil Hasan Al Bukhari al Hafidz (Muhammad ibn Isma’il ibn Ibrahim Ibn al Mughirah Ibn Bardizabah, lahir tahun 194 H dan meninggal tahun 256 H. Diantara muridnya yang terkenal adalah : al Imam Muslim, al imam At Tirmidzi, al Imam Abu Bakar Muhammad ibn Ishak Ibn Khuzaimah. Kitabnya yang terkenal adalah Al Jami’ Ash Shahih, beliau mengatakan,”aku mengumpulkan kitab Ash shahih ini selama 16 tahun, yang aku seleksi dari 700.000 hadits”. demikian yang dinukilkan dari kitab Tahdzibul Kamal.
  5. Al Imam Muslim (Abu al Husain Muslim ibn al Hajaj Ibn Muslim Ibn ward ibn Kausyadz al Qusyairi an Naisaburi, lahir pada tahun 204 H dan meninggal tahun 261 H. Kitab haditsnya adalah shahih Muslim.
  6. Abu Dawud (Sulaiman ibn al Asy’ats ibn Ishak ibn Basyir Ibn Syadad Ibn ‘Amr wal Azdi As Sijistani. Lahir tahun 202 H dan wafat 275 H. Kitabnya terkenal dengan sebutan Sunan Abu Dawud.
  7. At Tirmidzi (Abu ‘Isa Muhammad ibn ‘Isa ibn Surah Ibn Musa Ibn Ad Dhahak as Silmi at Tirmidzi. lahir 209 H wafat 279 H. Kitabnya yang terkenal adalah Al Jami’ atau Jami’ut Tirmidzi, yang merupakan salah satu dari kitab hadits enam (al kutubus sittah).
  8. Ibn Majah (Abu ‘Abdillah Muhammad ibn Yazid ibn Majah, lahir pada tahun 209 H wafat tahun 279 H. Merupakan salah satu ahli hadits dengan kitabnya As Sunan atau Sunan Ibn Majah.
  9. An Nasa’i (Abu Abdirahman Ahmad ibn ‘Ali ibn Syu’aib ibn ‘Ali Ibn Sinan ibn Bahr al Khurasani),  lahir 215 H wafat 303 H. Kitabnya terkenal sebagai kitab As Sunan atau Sunan An Nasa’i.

Bila dikaitkan dengan masa daulah Abasiyah maka para ahli hadits ini hingga pada masa khalifah ke-18 yakni al Muqtadir (W. 320 H).

gambar peta perjalan keilmuan Imam Bukhari

c. Pertumbuhan nahwu

Masa ini merupakan masa cemerlangnya pembukuan ilmu nahwu  yang diwakili oleh kelompok ahli Nahwu dari Bashrah yang dipelopori oleh As Sibawaih (180 H) dan al Akhfas (177 H) , dan kelompok ahli Nahwu dari Kufah yang dipimpin oleh Al Kisa’i diperkirakan wafat tahun 186 H dan al Farra’ (208 H) . Namun yang banyak memberikan pengaruh hingga saat ini adalah Nahwu aliran Bashrah. Bahkan pada masa Harun Ar Rasyid nyata sekali persaingan antara As Sibawaih dan al Kisa’i ini.

d. Pertumbuhan tafsir

Pada masa Abasiyah, perkembangan tafsir mencapai taraf pembukuan ilmu-ilmu tafsir bira’yi dan bil ma’tsur. Para ulama mulai mennafsirkan al Qur’an dari satu ayat ke ayat lainnya kemudian membukukannya secara tertib dari ayat pertama hingga terakhir. Para ulama yang dipandang menuliskan dan membukukan tafsir ini adalah Ibn Jarir at Tobari, Ibn Majah, Ibnu Hibban dan al Hakim.

e. Pertumbuhan Ilmu Akidah

Dalam bidang akidah atau persoalan keimanan tumbuh “ilmu kalam” yang menurut Ibn khaldun didefinisikan sebagai: ilmu yang mengandung hujah-hujah tentang akidah keimanan dengan dalil-dalil akal”. Pembahasan berkisar pada persoalan wujud Allah dan sifat-sifatnya, para nabi dan mu’jizatnya dan hari kebangkitan berikut pahala dan siksa di akherat.

Orang yang mengembangkan pembahasan secara mendalam berdasar kekuatan akal mengenai persoalan ini adalah Washil bin Atha, madzab ilmu kalam ini adalah Mu’tazilah kadang juga disebut sebagai Qadariyah. Disisi lain ada Jabariyah memiliki keyakinan bahwa setiap manusia terpaksa oleh takdir tanpa memiliki pilihan dan usaha dalam perbuatannya. Tokoh utamanya adalah Ja’ad bin Dirham dan Jahm bin Shafwan. Kemudian adalah Abu Musa al Asy’ari yang madzhabnya dikenal sebagai “asy’ariyah” atau “ assunah wal jama’ah” yang paling banyak dianut hingga sekarang ini.

f. Pertumbuhan Ilmu Tasawuf

Merupakan gerakan keagamaan yang berkembang pesat pada masa Abasiyah yakni abad ketiga hijriyah. Berawal dari individu-individu yang menyeru untuk menjauhi kehidupan dunia (zuhud). Hal ini dipicu oleh capaian perluasan wilayah Islam yang sedemikian luasnya, kemakmuran yang tiada tara, ilmu pengetahuan berkembang pesat, perbendaharaan dunia dibuka lebar-lebar untuk umat Islam. Kemakmuran hidup, kekayaan duniawi, kemewahannya sudah sedemikian merajalela, sedangkan masyarakat sangat mengenal ajaran-ajaran Islam terutama kehidupan sesudah alam fana yakni kehidupan akherat dengan segala kenikmatan maupun siksanya. Kehidupan kemewahan dunia dihadapkan dengan ajaran Islam yang demikian kental di masyarakat akhirnya melahirkan gerakan yang ingin memisahkan diri dari gemerlapnya kehidupan dunia untuk mendapatkan kehidupan akherat.

Tasawuf tumbuh pesat di Iraq yakni wilayah Basrah, diantara tokohnya adalah Ibrahim bin Ad_ham, Dawud bin Nashair At tha’i, Rabi’ah al Adawiyah, Ma’ruf al Kurkhi, al Junaid al Baghdadi. (untuk pendalaman bacalah beberapa kisah mengenai tokoh-tokoh ini, sangat memberikan inspirasi batin).

Gambar ilustrasi Rabi’ah Al Adawiyah

https://ar.wikipedia.org/wiki/رابعة_العدوية