Archive for the ‘perkembangan ilmu pengetahuan’ Tag

Tokoh-tokoh ilmu pengetahuan pada masa pemerintahan Abbasiyah

3.10 Memahami kontribusi tokoh-tokoh ilmu pengetahuan pada masa pemerintahan Abbasiyah

Mengenai sumbangan tokoh-tokoh ilmu pengetahuan Islam pada masa daulah Absiyah ini dapat dibaca karya George Sarton “Introduction To The History of Science Volume I “ di mulai dari bab 28 hingga bab 34, buku tersebut dapat di unduh dari link berikut ini: http://libgen.io/ads.php?md5=ef7272391c09c0b1a8f6dc89b3655853

Sebagaimana sudah disinggung di bagian depan mengenai proses berkembanganya ilmu pengetahuan dan peradaban Islam, maka bagian ini akan diketengahkan tokoh-tokoh ilmu pengetahuan pada masa Abasiyah. Tokoh-tokoh ini berasal dari berbagai latar belakang agama, ras, bahasa tetapi hidup dan mengembangkan ilmu pengetahuan dengan dukungan para khalifah Abasiyah.

A. Pada masa khalifah Abu Jakfar al Manshur 775 M dan Harun ar Rasyid 809 M:

1 Berikut ini sekedar memberikan gambaran mengenai begitu banyaknya tokoh-tokoh yang mengembangkan ilmu pengetahuan. 1

# Ahli matematika dan astronomi:

1. Ibrahim al-Fazari (Abu Ishaq Ibrahlm ibn Habib ibn Sulaiman ibn Samura ibn Jundab) wafat tahun. 777 M. Seorang astronomer muslim yang pertama kali menciptakan astrolabe yakni alat penghitungan astronomi yang sangat kuno untuk memecahkan masalah berkaitan dengan waktu dan posisi matahari dan bintang-bintang di langit. Seiring perkembangannya astrolabe terus dikembangkan. Salah satu contoh gambar astrolabe

Date      : 1068 (A.H. 460)Maker   : Ibrahīm ibn Sa’īd as-SahlīPlace     : ToledoMaterial: BrassInventory no.:    55331Acquisition  : Presented by Lewis Evans in 1924(https://www.mhs.ox.ac.uk/astrolabe/catalogue/frontReport/Astrolabe_ID=154.html)

Contoh lain astrolabe yang dikembangkan oleh Jean Fusoris (1365 M) lahir di Giraumont, Perancis

Tampak bagian depan astrolabe Fusoris.

(http://www.astrolabes.org/pages/fusoris.htm)

Ya’qub Ibn Tariq, (796 M), salah satu ahli astronomi yang terhebat, hidup pada masa khallifah Abu Jakfar al Manshur, ia bertemu dengan orang hindu India (Kankah/Mankah) yang membawa Siddhanta, sebuah karya tentang matematika dan astronomi.

Muhammad Ibn Ibrahim Al-Fazari (Abu ‘Abdallah Muhammad ibn Ibrahim al-Fazari), 803 M, seorang muslim ahlli sains dan astronomi, diperintahkan oleh khalifah al Manshur untuk menerjemahkan siddhanta yang berbahasa Sansekerta ke dalam bahasa Arab.

# Kimia:

Jabir ibn Haiyan (Abu Musa Jabir ibn Haiyan al-Azdi) 776 M, dia orang Arab yang paling terkenal dalam bidang kimia, dikenal di barat Barat sebagai Geber, ahli kimia abad pertengahan. Ia tinggal di Kufah.

B. Masa khalifah al Makmun 833 M:

Perkembangan dan ahli sains secara umum:

Al-Kindi (Abu Yusuf Ya’qub ibn Ishaq ibn al-Sabbah al-Kindi) dalam nama Latin, Alkindus berkarya di Baghdad sejak zaman al-Ma’mun dan al-Mu’tasim. Ia meninggal tahun 873 M. Dikenal sebagai ahli filsafat dari Arab, “The philosopher of the Arabs;”. Pengetahuannya tentang sains dan filsafat Yunani tidak diragukan lagi. Ia juga melakukan studi mendalam terhadap karya Aristotles. Banyak karyanya yang berhubungan dengan matematika, astrologi, fisika, musik, farmasi dan kedokteran dan geografi. Sehingga ia ibarat sebuah ensiklopedi sains.

# Geometri:

Al-Hajjaj ibn Yusuf orang pertama yang menerjemahkan  Elements karya  Euclid ke dalam bahasa Arab.

Al-‘Abbas memberikan komentar mengenai karya ini.

Abu Sa’id al-Darir menulis tentang rumus-rumus permasalahan dalam geometri.

Dua anak Banu Musa (Muhammad dan Hasan) juga tertarik dengan geometri.(Ahmad, anak ketiga Banu Musa, lebih tertarik pada ilmu mekanika.)

# Aritmatika dan Aljabar:

Sahl ibn Bishr, seorang yahudi dan ahli astrologi menulis tentang rumus-rumus aljabar.

al-Khwarazmi, mengombinasikan Yunani dan India yang memberikan pengaruh besar pada matematika abad pertengahan.

 al-Kindi, ahli filsafat juga menulis rumus-rumus matematika.

# Ahli matematika dan astronomi dari kaum Muslim:

Al-Hajjaj ihn Yusuf ibn Matar, ditengarai berkarya di Baghdad antara tahun 786 dan 833 M. Orang pertama yang menerjemahkan “Elements” karya Euclid ke dalam bahasa Arab. Salah satu penterjemah awal : “Almagest” (kitab al-mijisti).

Al-‘Abbas ibn Sa’id al-Jauhari. dia juga ambil bagian dalam pengamatan astronomi di Baghdad, memberikan komentar terhadap Element karya Euclid.

Abu Sa’id al-Darir al-Jurajani. 845/846, menulis rumus-rumus geometri.Abu ‘Abdallah Muhammad ibn Musa al-Khwarizmi. Ahli matematika, astronomi, geografi. Dia menggabungkan antara pengetahuan Yunani dan India sehingga memberikan pengaruh yang besar bagi pemikiran matematika abad pertengahan. Warisan aritmatikanya sistem penulisan angka India/Hindi (1,2, 3 dst) menjadi terkenal di Eropa dan Arab. Karya lainnya yang juga penting dalam aljabar adalah Hisab al-jabr wal-muqabala.

https://www.huffingtonpost.com/sasha-brookner/the-golden-age-of-islam_b_1941608.html

Ahmad ibn Muhammad al-Nahawandi. Berkarya di Jundishapur, wafat antara 835 -845 M.

Habash al-Hasib (Ahmad ibn ‘Abdallah al-Marwazi) berkarya di Baghdad; wafat antara tahun 864 – 874 M.

# Kimia, Fisika Dan Teknologi.

Sanad ibn ‘Ali dia membuat penelitian khusus tentang gravitasi

Al-Kindi membuat rumus-rumus geometri dan optik.

# Geografi dan geologi Islam

Al-Ma’mun sendiri yang memerintahkan pengukuran geodesi, dan membuat peta dunia.

al-Khwarizmi ahlli matematika juga menulis tentang hukum-hukum geografi, berjudul “the Face of the Earth” sebagai revisi dari geografi Ptolemy.

Buku Ibnu Sina yang berjudul “Al Mantiq Al Masyriqiyah” bisa dibaca di sini : https://ia902700.us.archive.org/29/items/mantiqalmashriqi00avicuoft/mantiqalmashriqi00avicuoft_bw.pdf.

C. Sastra

Beberapa karya sastra masa Abbasiyah yang terkenal hingga sekarang ini misalnya : kisah 1001 malam atau di Barat dikenal sebagai Arabian Nights, merupakan kisah dalam kisah Syahrazar dan syahrazad (Scheherazade), diantara bagian yang terkenal adalah Aladin, Alibaba, putri Yasmin, Sinbad, lampu ajaib dengan jinnya, karpet terbang. Prosa (natsr) kisah seribu satu malam dibuat dalam rentang waktu yang lama berlatar belakang pada 786 hingga 808 Masehi, oleh banyak orang hingga dicetak dalam naskah bahasa Arab pada tahun 1200-an Masehi. Sekedar untuk diketahuai diterjemahkan ke bahasa Inggris pada tahun 1706 Masehi.  Andrew Lang menerbitkan versinya sendiri tahun 1898, yang telah dimodifikasi untuk hiburan anak-anak yang dinamanakan dengan The Arabian Nights Entertainments. Dalam pengantarnya ia menyediakan satu bagian khusus seri untuk anak-anak yakni (The Color Fairy book series). Versinya ini diterjemahkan dari 1001 malam edisi Perancis yang diedit oleh Monsieur Galland. Contoh-contoh terjemahan bahasa Inggris bisa dilihat di: https://fairytalez.com/author/a-1001-nights/

Gambar ilustrasi 1001 malam lukisan  (1873) by Gustave Clarence Rodolphe Boulanger.

Sastra puisi

Sastrawan puisi atau syair pada masa Abasiyah diantara yang terkenal adalah:

Abu Nuwas, nama lengkapnya Abu Nuwas al-Hasan bin Hani al-Hakar, karyanya mencakup puisi pujian, puisi satir, lagu, elegi dan puisi religi.

Abul Athiya, lengkapnya adalah Ismail bin Qasim bin Suaid, karakter utama bait-bait puisinya menggunakan ungkapan sederhana, dikenal sebagai penyair yang memiliki kedalaman samudera dalam mengungkapkan makna, terang maksudnya dan sederhana bentuk ungkapannya. Bisa membuat banyak makna dalam kalimat sederhana.

Al Mutanabbi, nama lengkapnya Abu Tayyib Ahmad bin Hussain, ia merupakan penyair paling terkenal dalam santra Arab. Gaya puisinya merupakan perpaduan antara filsafat dengan keindahan puisi, sehingga puisi-puisinya sebagai wujud apresiasi dia terhadap kehidupan sosial dan moral masyarakatnya. Puisinya bersinggungan langsung dengan kehidupan.

Gambar: Kartun doraemon dengan latar kisah 1001 malam

Sastra prosa

Prosa ber-rima atau yang dikenal sebagai Maqama, tokoh-tokoh yang terkenal mengembangkan prosa ini diantaranya adalah Ibn Nubata, Badi’uz zaman al Hamdani, dan al Hariri.

D. Administrasi Negara:

Berikut ini perintis administrasi Islam, berdasar urutan kronologis. Yaitu: Abu Yusuf, al-Mawardi, al-Ghazali, ibnu Taimiyyah, dan ibnu Khaldun. Dua pertama hidup pada masa Abbasiyah.

Abu Yusuf (113 (H)/731 (M)-182 (H)/798(M). Diangkat oleh khalifah Harun Ar Rosyid sebagai penasehat administrasi secara umum termasuk peradilan, keungan dan pajak, kitabnya yang terkenal adalah al Kharraj, yang sudah diterjemahkan oleh orang Barat pada bagian yang berisi saran – saran kepada Harun Ar Rasyid.

Al-Mawardi (364 (H)/975 (M)-450 (H)/1058M, lengkapnya Abul Hasan Ali ibn Muhammad ibn Habib al-Mawardi merupakan salah-satu pakar dalam pemerintahan dan administrasi Islam. Karya utamanya, berjudul al-Ahkam as-Sultaniyyah. M. Egner, telah menerjemahkan dan menyunting karya ini ke bahasa Jerman dengan judul Constitutions Politicae. Juga E. Fagnan, telah menerbitkan karya tersebut dengan judul Les status gouvernementaux, ou Regles des droit publiques et administratifs.

E. Secara umum para pioner bidang ilmu pengetahuan:

Abd al-Malik Ibn Quraib al-Asmai (740-828) Zoology, botany, peternakan.

Muhammad Bin Musa al-Khwarizmi (Algorizm) (770-840) matematika, astronomi, geografi (algoritma, aljabar, kalkulus)

Hunayn Ibn Ishaq :  seorang kresten nestorian penerjemah sekaligus ahli anatomi mata.

Abu ‘Uthman ‘Amr ibn Bakr al-Basri al-Jahiz  (776-868) Zoology, tatabhasa Arabic, retorika, leksikografi.

Yaqub Ibn Ishaq al-Kindi (Alkindus) (800-873) filsafat, fisika, optik, pengobatan, matematika, melurgi.

Jabir Ibn Haiyan (Geber) (wafat 803), Thabit Ibn Qurrah (Thebit) (836-901) astronomi, mekanika, geometri, anatomi.

Ali Ibn Rabban al-Tabari (838-870) pengobatan, matematika, kaligrafi, literatur.

Abu Abdullah al-Battani (Albategnius) (858-929) astronoomi, matematika, trigonometri

Abul-Abbas Ahmad al-Farghani (al-Fraganus) (C. 860) astronomi, teknik sipil

Muhammad Ibn Zakariya al-Razi (Rhazes) (864-930) pengobatan, optalmologi, cacar, kimia, astronomi.

Abu al-Nasr al-Farabi (al-Pharabius) (870-950) sosiologi, logika, filsafat, ilmu politik, musik.

‘Abbas Ibn Firnas (Died 888) mekanika penerbangan, planetarium, kristal.

Abd-al Rahman al-Sufi (Azophi) (903-986) astronomi

Abu al-Qasim al-Zahrawi (Albucasis) (936-1013) pembendahan, pengobatan.

Abul Wafa Muhammad al-Buzjani (940-997) matematika, astronomi, geometri, trigonometri.

Abul Hasan Ali al-Masu’di (Died 957) geografi, sejarah.

Abu Ali Hasan Ibn al-Haitham (Alhazen) (965-1040) fisika, optik, matematika.

Abu al-Hasan al-Mawardi (Alboacen) (972-1058) ilmu politik, sosilogi, hukum, etika.

Abu Raihan al-Biruni (973-1048) astronomi, matematika, menentukan lingkar bumi.

Abu Ali al-Hussain Ibn Abdallah Ibn Sina (Avicenna) (981-1037) pengobatan, filsafat, matematika, astronomi.

Abu Ishaq Ibrahim Ibn Yahya al-Zarqali (Arzachel) (1028-1087) astronomi (astrolabe)

Omar al-Khayyam (1044-1123) matematika, puisi

Abu Hamid al-Ghazali (Algazel) (1058-1111) sosiologi, teologi, filsafat.

Abu Marwan Ibn Zuhr (Avenzoar, Abumeron) (1091-1161) pembedahan, pengobatan

Abu Abdallah Muhammad al-Idrisi (1099-1166) geografi (peta dunia, globe pertama)

Abul Waleed Muhammad Ibn Rushd (Averroes) (1128-1198) filsafat, hukum, pengobatan, astronomi, teologi.

Nasir al-Din al-Tusi  (1201-1274) astronomi, geometri non-Euklid

Nur al-Din Ibn Ishaq al-Bitruji (Alpetragius) (Died 1204) astronomi.

Jalal al-Din Rumi (1207) sosiologi

Ibn al-Nafis Damishqi (1213-1288) anatomi.

Abu Muhammad Abdallah Ibn al-Baitar (Died 1248), farmasi, botani.

Mohammed Targai Ulugh Beg (1393-1449) Astronomi.

Abd al-Rahman Ibn Muhammad Ibn Khaldun (1332-1395) sosiologi, filsafat sejarah, ilmu politik.

http://www.businessinsider.com/mark-zuckerberg-the-muqaddimah-2015-6/?IR=T

F. Hasil karya masa keemasan Islam:

Pembenahan dan alergi: Yuhanna ibn Masawayh yang melakukan pembedahan dan menjelaskan alergi.

Penyakit cacar, campak, salep, kompres panas: Abu Bakar Muhammad bin Zakariyya ar-Razi (Rhazes) yang membedakan cacar dari campak, memperkenalkan salep dan kompres panas dalam operasi, menyelidiki reaksi psikosomatik, dan menulis kitab yang terkenal : Al-Hawi, ensiklopedia medis terdiri 30 jilid.

Pembedahan dan benang jahit pembedahan: Az-Zahrawi (Abulcasis), dikenal sebagai bapak dari pembedahan, yang dilakukan tracheostomy dan litotomi, memperkenalkan penggunaan kapas dan catgut, dan menggambarkan kehamilan ekstra-rahim, kanker payudara.

Jenis-jenis penyakit: Ibnu Sina (Avicenna) yang membedakan meningitis dari penyakit neurologis lainnya, menjelaskan antraks dan tuberkulosis, memperkenalkan obat uretra, menekankan pentingnya kebersihan, dan diet, dan pendekatan holistik untuk pasien, karyanya al-Qanun fil Tibb, mewakili otoritas mutlak dalam pengobatan selama 500 tahun.

As- Syifa’ ( The Book of Recovery or The Book of Remedy = Buku tentang Penemuan, atau Buku tentang Penyembuhan).

Buku ini dikenal didalam bahasa Latin dengan nama Sanatio, atau Sufficienta, termasuk buku induk dalam bidang filsafat dan ilmu pengetahuan. Seluruh buku ini terdiri atas 18 jilid, naskah selengkapnya sekarang ini tersimpan di Oxford University London. Mulai ditulis pada usia 22 tahun (1022 M) dan berakhir pada tahun wafatnya (1037 M). Isinya terbagi atas 4 bagian, yaitu :

Logika (termasuk didalamnya retorika dan syair) meliputi dasar karangan Aristoteles tentang logika dengan dimasukkan segala materi dari penulis – penulis Yunani kemudiannya.

Fisika (termasuk pertanian, dan hewan). Bagian – bagian Fisika meliputi kosmologi, meteorologi, udara, waktu, kekosongan dan gambaran).

Matematika. Bagian matematika mengandung pandangan yang berpusat dari elemen – elemen Euclid, garis besar dari Almagest-nya Ptolemy, dan ikhtisar – ikhtisar tentang aritmetika dan ilmu musik.

Metafisika. Bagian falsafah, pokok pikiran Ibnu sina menggabungkan pendapat Aristoteles dengan elemen – elemennya Neo Platonic dan menyusun dasar percobaan untuk menyesuaikan ide-ide Yunani dengan kepercayaan – kepercayaan.

Kelumpuhan faring: Ibnu Zuhr-(Avenzoar) yang menggambarkan perikarditis, mediastinitis, dan kelumpuhan faring, dan yang menunjukkan pentingnya obat bagi tubuh dan jiwa.

Sirkulasi paru-paru: Ibn-Nafis menjelaskan tentang sirkulasi paru-paru

Contoh situs yang memuat sumbangan Islam terhadap ilmu pengetahuan:

https://www.nationalgeographic.com/archaeology-and-history/magazine/2016/11-12/muslim-medicine-scientific-discovery-islam

http://www.islamicity.org/6388/contributions-of-islamic-civilization-to-the-modern-world/

https://study.com/academy/lesson/muslim-learning-scientific-artistic-medical-literary-accomplishments.html

3.11 Mengidentifikasi pusat-pusat peradaban Islam masa pemerintahan Abbasiyah

  1. Kufah

Merupakan ibukota pertama kali Abasiyah. Di sini pendudukanya lebih banyak mendukung keturunan Ali bin Ali Thalib, sehingga kota ini tidak sesuai bagi Abasiyah, kemudian memindahkannya ke Hirah.

  • Hirah

Merupakan kota pilihan pertama sebagai tempat menetap sementara setelah dari Kufah, yang terpenting adalah sesegera mungkin meningglkan Kufah sambil memikirkan kota yang lebih sesuai sebagai ibukota Abasiyah. Di kota ini Abbasiyah menetapkan Anbar/Hasyimiyah sebagai lokasi berikutnya untuk ibukota.

  • Anhar/Hasyimiyah.

Abul Abbas Assafah memindahkan Hirah ke Anbar, kota tua yang awalnya dibangun raja Parsi Heraklius yang dibangun kembali oleh Abul Abbas Assafah yang kemudian dinamkan Hasyimiyah. Di kota ini terjadi pemberontakan kaum Rawandiyah pada masa Khalifah Abu Jakfar al Manshur.

  • Baghdad

Kota ini dibangun oleh Abu jakfar Al Manshur sejak tahun 145 H dan mulai pindah ke Baghdad tahun 146 H sambil melanjutkan pembanguna lainnya hingga tahun 149H. Terletak di dekat sungai Dajlah sekaligus tidak jauh dari sungai Furat yang merupakan jalur tranportasi perekonomian, sekaligus juga terletak antara negeri-negeri Arab dan bukan Arab. Baghdad menjadi kota yang makmur, maju, kaya dengan peradaban. Menjadi pusat perekonomian dan politik, sosial dan ilmu pengetahuan yang terkenal ke seluruh dunia. Sebagai pusat semua peradaban ini maka Baghdad disebut sebagai kota tamaddun.

  • Karkh

Kota Karkh dibangun oleh Abu jakfar al Manshur untuk menjamin keselamatan dirinya dari campur aduknya antara aktifitas perdagangan dan politik serta mata-mata musuh-musuhnya yang berbaur di kota Baghdad. Untuk menghindari ini maka aktifitas perdagangan dipindahkan ke kota Karkh sehingga dapat mengurangi resiko pergerakan mata-mata musuhnya.

  • Rusafah

Kota yang dibangun oleh Al Manshur untuk anaknya Al Mahdi sebagai kota kedua bagi Baghdad yang merupakan kota tambahan untuk pasukan tentara Baghdad. Terletak di timur baghdad dan merupakan kota yang paling nyaman untuk perlindungan sekaligus merupakan tempat makam para khalifah.

  • Samarra

Kota lama di timur seungai Dajlah yang direnovasi oleh Abbasiyah khususnya Harun Arrasyid, yang menggali sungai dekat kota yang dinamakan Taqul. Samarra yang berarti “kota menarik bagi yang melihatnya”. Kota ini ditempati khalifah al Mu’tashim setelah melihat kota Baghdad sesak tidak nyaman dan menjadikannya sebagai ibukota Abbasiyah hingga wafatnya, yang kemudian dilanjutkan oleh Al Mutawaakil yang membangun maghligai al Arus, Al Mukhtar dan Al Walid, di kota ini pula khalifah Al Watsiq bahkan juga khalifah Al Muntashir bertempat tinggal. Kemudian pada masa Al Mu’tadhid ketika pengaruh Turki semakin kuat maka Al Mu’tadhid memindahkan ibu kota Abbasiyah ke Baghdad. Di kota Samarra ini ada gua yang diyakini oleh orang-orang Syi’ah sebagai tempat hilang dan sekaligus munculnya imam mereka yakni imam Mahdi.